Oleh Ferry Yuliyanto F3419025, Mahasiswa Program Studi Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jenna R. Jambeck dari University of Georgia, terdapat 275 juta ton sampah plastik yang dihasilkan diseluruh dunia pada tahun 2010 dan sekitar 4,8 – 12,7 juta ton diantaranya akan terbuang dan mencemari laut. Indonesia menjadi negara dengan jumlah pencemaran sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia setelah China. Jumlah populasi yang besar di daerah pesisir menjadi salah satu pendorong banyaknya laut Indonesia yang tercemar oleh sampah plastik namun fakta menyebutkan bahwa dengan total populasi yang hampir sama, India mampu tampil lebih baik dengan berada pada urutan ke 12 tingkat pencemaran sampah plastik di laut. Hal tersebut menandakan bahwa adanya sistem yang buruk mengenai pengelolaan sampah di Indonesia, diperlukan kajian khusus untuk membahas bagaimana untuk mengurangi jumlah peredaran sampah plastik di Indonesia. Jumlah sampah plastik yang terus meningkat ini akan mengakibatkan dampak buruk bagi Indonesia seperti meningkatnya polusi dan nantinya kualitas lingkungan hidup akan terus menurun, oleh karena itu diperlukan aksi nyata seluruh pihak untuk mengurangi jumlah sampah plastik.
Mengusung konsep Green Campus, Universitas Sebelas Maret turut andil dapat membatasi jumlah penggunaan sampah plastik. UNS secara tegas mengeluarkan larangan penggunaan botol plastik bagi mahasiswa, dosen dan seluruh pihak terkait dengan lingkungan kampus. Langkah yang diambil oleh pihak kampus untuk menyukseskan larangan penggunaan botol plastik adalah dengan menyediakan fasilitas air isi ulang disetiap fakultas di UNS dan spot-spot yang serin dikunjungi saat berada di wilayah kampus. Selain botol plastik, UNS juga dalam proses untuk mengurangi penggunaan spanduk, backdrop, baliho dan media iklan lainnya yang berbahan plastik. Salah satu tujuan akhir dari penerapan konsep Green Campus di lingkungan pendidikan UNS adalah dapat memberikan manfaat positif dalam pemeliharaan lingkungan hidup.
Sampah memang menjadi konsekuwensi dari adanya aktivitas manusia. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk serta gaya hidup manusia akan sangan berpengaruh terhadap volume sampah yang ada. Meningkatnya jumlah volume sampah harus diimbangi dengan sistem penanganan sampah yang lebih sistematis dan efisien. Penanganan sampah bukanlah suatu hal rumit namun juga bukan hal sederhana oleh karena itu diperulakan tekad yang kuat baik dari pemerintah ataupun dari masyarakat. Meskipun saat ini sudah ada metode pengelolaan sampah seperti metode 5R (Reduce, Reuse, Recyle, Replant dan Replace) namun jumlah volume sampah plastik tidak banyak mengalami perubahan. Seperti di daerah Sukoharjo pada Jurnal Budaya Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat menyatakan bahwa metode 5R belum sepenuhnya berhasil untuk dapat mengurangi jumlah volume sampah yang ada di daerah Sukoharjo sehingga diperlukan sebuah kajian atau penelitian yang bertujuan untuk mengetahui teknik dan metode yang tepat untuk menangani masalah pengelolaan sampah yang ada di daerah Sukoharjo.
Pada dasarnya memang metode 5R adalah metode yang sangat tepat untuk mengelola permasalah sampah yang ada di Indonesia namun karena diakibatkan oleh beberapa faktor maka penerapan di lapangan tidak maksimal sebab itu diharapkan terdapat penelitian untuk menciptakan metode 5R level 2 agar metode ini dapat secara maksimal dapat bekerja untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada. Selain itu juga diperlukan penguatan komitmen dan kesadaran di kalangan masyarakat mengenai pentingnya mengelola sampah agar penerapan metode 5R dapat bisa berhasil secara maksimal dan pada akhirnya tujuan untuk menjaga dan memelihara lingkungan hidup dapat terwujud.
picture by : green-connect.com |
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jenna R. Jambeck dari University of Georgia, terdapat 275 juta ton sampah plastik yang dihasilkan diseluruh dunia pada tahun 2010 dan sekitar 4,8 – 12,7 juta ton diantaranya akan terbuang dan mencemari laut. Indonesia menjadi negara dengan jumlah pencemaran sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia setelah China. Jumlah populasi yang besar di daerah pesisir menjadi salah satu pendorong banyaknya laut Indonesia yang tercemar oleh sampah plastik namun fakta menyebutkan bahwa dengan total populasi yang hampir sama, India mampu tampil lebih baik dengan berada pada urutan ke 12 tingkat pencemaran sampah plastik di laut. Hal tersebut menandakan bahwa adanya sistem yang buruk mengenai pengelolaan sampah di Indonesia, diperlukan kajian khusus untuk membahas bagaimana untuk mengurangi jumlah peredaran sampah plastik di Indonesia. Jumlah sampah plastik yang terus meningkat ini akan mengakibatkan dampak buruk bagi Indonesia seperti meningkatnya polusi dan nantinya kualitas lingkungan hidup akan terus menurun, oleh karena itu diperlukan aksi nyata seluruh pihak untuk mengurangi jumlah sampah plastik.
Mengusung konsep Green Campus, Universitas Sebelas Maret turut andil dapat membatasi jumlah penggunaan sampah plastik. UNS secara tegas mengeluarkan larangan penggunaan botol plastik bagi mahasiswa, dosen dan seluruh pihak terkait dengan lingkungan kampus. Langkah yang diambil oleh pihak kampus untuk menyukseskan larangan penggunaan botol plastik adalah dengan menyediakan fasilitas air isi ulang disetiap fakultas di UNS dan spot-spot yang serin dikunjungi saat berada di wilayah kampus. Selain botol plastik, UNS juga dalam proses untuk mengurangi penggunaan spanduk, backdrop, baliho dan media iklan lainnya yang berbahan plastik. Salah satu tujuan akhir dari penerapan konsep Green Campus di lingkungan pendidikan UNS adalah dapat memberikan manfaat positif dalam pemeliharaan lingkungan hidup.
Sampah memang menjadi konsekuwensi dari adanya aktivitas manusia. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk serta gaya hidup manusia akan sangan berpengaruh terhadap volume sampah yang ada. Meningkatnya jumlah volume sampah harus diimbangi dengan sistem penanganan sampah yang lebih sistematis dan efisien. Penanganan sampah bukanlah suatu hal rumit namun juga bukan hal sederhana oleh karena itu diperulakan tekad yang kuat baik dari pemerintah ataupun dari masyarakat. Meskipun saat ini sudah ada metode pengelolaan sampah seperti metode 5R (Reduce, Reuse, Recyle, Replant dan Replace) namun jumlah volume sampah plastik tidak banyak mengalami perubahan. Seperti di daerah Sukoharjo pada Jurnal Budaya Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat menyatakan bahwa metode 5R belum sepenuhnya berhasil untuk dapat mengurangi jumlah volume sampah yang ada di daerah Sukoharjo sehingga diperlukan sebuah kajian atau penelitian yang bertujuan untuk mengetahui teknik dan metode yang tepat untuk menangani masalah pengelolaan sampah yang ada di daerah Sukoharjo.
Pada dasarnya memang metode 5R adalah metode yang sangat tepat untuk mengelola permasalah sampah yang ada di Indonesia namun karena diakibatkan oleh beberapa faktor maka penerapan di lapangan tidak maksimal sebab itu diharapkan terdapat penelitian untuk menciptakan metode 5R level 2 agar metode ini dapat secara maksimal dapat bekerja untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada. Selain itu juga diperlukan penguatan komitmen dan kesadaran di kalangan masyarakat mengenai pentingnya mengelola sampah agar penerapan metode 5R dapat bisa berhasil secara maksimal dan pada akhirnya tujuan untuk menjaga dan memelihara lingkungan hidup dapat terwujud.
Comments
Post a Comment